Safe Motherhood
Pengertian
Menurut the International
Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision,
1992 (ICD-10) WHO mendefinisikan kematian ibu sebagai “kematian wanita hamil
atau dalam 42 hari setelah persalinan, tanpa memandang lama dan tempat
terjadinya kehamilan yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau
penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan”. Menurut pengertian ini
penyebab kematian ibu dapat dibagi menjadi penyebab langsung maupun tak
langsung.
Penyebab kematian langsung yaitu setiap komplikasi persalinan disetiap fase kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca persalinan), akibat tindakan, kesalahan pengobatan atau dari kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian kejadian diatas. Contohnya seperti perdarahan, pre-eklamsia/eklamsia, akibat komplikasi anestesi atau bedah kaisar.
Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah ada sebelumnya atau berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti kematian akibat penyakit ginjal atau jantung.1
Epidemiologi
Menurut
data yang dikeluarkan oleh UNFPA, WHO, UNICEF dan Bank Dunia menunjukkan bahwa
satu wanita meninggal dunia tiap menitnya akibat masalah kehamilan. Rasio
kematian ibu (jumlah kematian tiap 100,000 kelahiran hidup) telah menurun
secara global pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau
akibat persalinan secara keseluruhan juga menunjukkan penurunan yang cukup
berarti antara tahun 1990-2005. pada tahun 2005, 536,000 wanita hamil meninggal
dunia dibandingkan dengan tahun 1990 yang sebanyak 576,000.1
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup.2 Keadaan ini menempatkan upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan.
Upaya
yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu
Kematian ibu hamil dilatarbelakangi oleh:
- Persalinan yang
ditolong dukun
- Persalinan yang dilakukan
dirumah, bila terjadi komplikasi dan memerlukan rujukan, akan membutuhkan
waktu cukup lama.
- Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50%
menderita anemia, 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada
dalam keadaan 4 terlalu
- Status perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk mengambil
keputusan ditingkat keluarga untuk mencari pertolongan.
Sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, toksemia gravidarum,
infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi
pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.
Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80%
kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, semisal
pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Karenanya
upaya penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas
utama dalam pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat 2010.
Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference on Safe Motherhood, Nairobi, 1987.3 Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sector pemerintah dan non-pemerintah, masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan internasional.
Empat pilar Safe Motherhood
- Keluarga
Berencana
- Pelayanan
antenatal
- Persalinan yang
bersih dan aman
- Pelayanan
obstetri esensial
Keluarga
berencana
KB dapat
menurunkan angka kematian ibu karena dapat merencanakan waktu yang tepat untuk
hamil, mengatur jarak kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada
kehamilan yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua,
terlalu sering hamil, dan terlalu banyak anak.
Pelayanan
antenatal
Pelayanan antenatal memiliki tujuan untuk:
- Mencegah adanya
komplikasi obstetri
- Mendeteksi
komplikasi sedini mungkin
- Penanganan secara
memadai dan profesional
Persalinan
yang bersih dan aman
Persalinan
yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong
kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk
memberikan pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas
pada ibu dan bayi.
Pelayanan
obstetri esensial
Memastikan
bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan obstetri untuk
risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan.
Departemen
Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka
panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam
Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan
yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif
berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy
Safer (MPS)" melalui tiga pesan kunci.
Tiga pesan kunci MPS itu adalah
- Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,
- Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuatakses terhadap pencegahan kehamilan yang
- Setiap wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi keguguran.
The emperor casino - Shootercasino.com
BalasHapusThe emperor หารายได้เสริม casino, in this 제왕 카지노 case the “Star worrione Spade Casino”. I believe that this casino is more than just a poker room. This is a casino operated by the
Best Online Casino Sites in the UK - Lucky Club
BalasHapusBest Online Casino Sites in the UK · Betfair – Betfair is one of the most popular online gaming platforms in the UK luckyclub.live and is currently the choice of